Review Film The Social Network

The Social Network

       Secara bertahap, zaman berubah seiring berjalananya waktu. Begitu juga dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini, teknologi informasi dan komunikasi dapat memudahkan manusia untuk membuat,mengubah ,menyimpan, mengomunikasikan dan atau menyebarakan informasi. Hal ini dibuktikan dengan munculnya berbagai generasi teknologi web, cloud computing, maupun sistem informasi global. Salah satu dari sekian banyaknya pemanfaatan teknolgi informasi dan teknologi ini adalah muncul Facebook yang dibangun oleh Mark Zuckerberg, yang mempengaruhi kehidupan remaja pada awal berdirinya sampai sekarang. Berdirinya raksasa jejaring sosial ini kembali dan direka ulang menjadi sebuah film yang berjudul The Social Network.

       Film drama yang diriliis pada tahun 2010 itu diangkat dari buku The Accidental Billionaires : The Founding of Facebook, a Tale of Sex, Money, Genius, and Betrayal karya Ben Mezrich yang bercerita tentang pendiri situs web jejaring sosial Facebook. Film The Social Network disutradai oleh David Fincher dan dibintangi oleh Jesse Eisenberg, Andrew Garfield, Justin Timberlake, Brenda Song, Rooney Mara dan masih banyak lagi artis yang berperan dalam pembuatan film ini.

       Film yang berlatar di tahun 2003 dan ketika Mark Zuckerberg masih berkuliah di Harvard University, Film ini berawal ketika Mark Zuckerberg (diperankan Jesse Eisenberg) yang sedang berbincang dengan kekasihnya Erica Albright (diperankan Rooney Mara) yang berlatarkan malam hari di sebuah bar, namun perbincangan tersebut menjadi sebuah perdebatan yang akhirnya membuat Erica kecewa dan memutuskan untuk memutuskan hubungannya dengan Mark. Karena, keputusan Erica yang meninggalkan dirinya karena sikapnya sendiri, Mark mulai kesal dan memutuskan kembali ke kamarnya, mengambil bir di kulkas dan menulis artikel tentang Erica yang berisi tentang kekecewaan Mark terhadap Erica dimana isi dari artikel itu merupakan pencemaran nama baik Erica. Akibat dari rasa kekecewaan Mark itulah akhirnya dia mempunyai ide untuk menciptkan sebuah website yang bernama Facemash, yaitu jejaring sosial yang berisikan foto-foto mahasiswi seluruh asrama. Pada Facemash, menempatkan foto dua wanita berdampingan dan meminta pengguna memilih foto mahasiswa berdasarkan kategori “Hor or Not” (yang paling seksi). Pembuatan jejaring sosial ini tak lepas dari bantuan temannya yaitu Eduardo Saverin (diperankan Andrew Garfield) yang membantu menemukan algoritma dari pembuatan Facemash. Situs ini dengan cepat tersebar dan popular dikalanagn mahasiswa, sehingga pada jam empat pagi jaringan di Harvard lumpuh karena banyaknya ribuan hits yang masuk dalam situs tersebut. Karena tindakannya, Mark diadili dan dihukm oleh Komite Kampus dengan tuduhan menembus kemanan kampus, melanggar hak cipta, melanggar privasi individu hingga Mark pun dicela oleh beberapa mahasisiwi di kampusnya.

       Berita tentang Mark Zuckerberg yang berhasil menembus sistem kemanan kampuspun tersebar dengan cepat dikalangan mahasiswa tak terkecuali oleh Cameron Winklevoss, Tyler Winklevoss (diperankan oleh Armie Hammer, yang berperan sebagai tokoh kembar) dan Divya Narendra (diperankan Max Minghella). Akhirnya, Mereka bertiga mengajak Mark untuk bergabung dengan mereka untuk menciptakan HarvardConnection, dimana dalam situs ini pengguna disediakan halaman untuk pengguna sendiri, ketertarikan, bio, teman, maupun gambar. Meski sempat dibandingkan dan menyindir ide mereka bertiga, namun akhirnya Mark menerima ajakan untuk bergabung menciptakan HarvardConnection.com. Akan tetapi meski Mark sudah menyatakan bergabung untuk penciptaan HarvadConnection, ia justru lebih focus pada proyek pribadinya yaitu itu sebuah situs jejaring sosial yang diberi nama TheFacebook . Namun dalam TheFacebook masih banyak ruang kosong sehingga masih sedikit yang menggunaka situs ini. Pada suatu hari Dustin (diperankan oleh Josep Mazzello) mendatangi Mark dan bertanya mengenai hubungan atau status seorang mahasiswi yang satu kelas dengan Mark. Atas perbincangan tersebutlah Mark mendapat ide untuk menambahkan fitus pada TheFacebook seperti status hubungan dan ketertarikan seseorang. Setelah menambahkan fitur-fitur tambahan untuk TheFacebook, Mark meminjam e-mail mili Eduardo karena e-mail Eduardo tersambung “Pheonix Club” yang memungkinkan untuk mengirimkan e-mail ke semua akun, akhirnya situs TheFacebook diluncurkan. Divya yang mengetahui akan peluncuran TheFacebook langsung memberitahukan hal tersebut kepada Cameron dan Tyler atas perbuatan Mark yang dituduh  telah mencuri ide mereka. Bahkan mereka bertiga berencana menuntut Mark secara hokum atas perbuatannya tersebut. Awal mulanya keanggotaan TheFacebook dibatasi hanya untuk mahasiswa Harvard saja dan pada bulan pertama peluncuran situs ini, lebih dari setengah mahasiswa Harvard terdaftar dalam situs ini. Agar TheFacebook lebih dikenal lagi, para pendiri facebook yaitu Mark (Founder), Eduardo(Co-Founder), Dustin (Programmer), dan Chris (Publisitas) berencana untuk melakukan ekspansi ke Standford, Colombia dan Yale.

       Pada suatu hari Sean Parker (diperankan Justin Timberlake) pendiri Napster (perusahaan internet yang membolehkan mendownload berbagai music dengan gratis) melihat TheFacebook dilapotopnya yang sebelumnya digunakan oleh teman kencannya. Sean yang tahu pendiri TheFacebook langsung mengatur pertemuan dengan Mark. Akhirnya, Sean dan Mark pun bertemu disebuah restoran dimana Eduardo dan Christi (pacar Eduardo) juga menemani Mark dalam pertemuan tersebut. Pada saat pertemuan ini Sean menceritakan kisahnya yang bagi Mark sangatlah menarik, hingga pembicaraan menjadi serius ketika Eduardo tidak setuju dengan pemikiran Sean yang terkesan mementingkan dirinya sendiri. Ketika Sean beranjak karena obrolan sudah selesai Sean pun menyarankan Kata “The” pada “TheFacebook” dihapuskan, dan hanya “Facebook.

       Dari situlah Facebook semakin berkembang dan dikenal oleh banyak orang dikalangan universitas, namun ketika Mark menerima ajakan Sean untuk memindahkan perusahaan selama musim panas, Eduardo pun tidak setuju dengan pilihan itu karena dia merasa bahwa dia juga punya hak untuk Facebook karena pada saat itu Eduardo sedang magang sehingga tidak mungkin untuk pulang-pergi New York-California. Kemarahan Eduardo semakin memuncak ketika dia diminta dating ke kantor baru Facebook dan diminta untuk menandatangani dokumne tentang kepemilikan saham yang berisi bahwa saham milik Eduardo dicarikan. Kemarahan Eduardo pun tidak sampai disitu Eduardo pun membawa masalah tersebut ke rana Hukum. Pada saat itu juga Facebook mendapat 1.000.046 pengguna. Dari hasil persidangan, akhirnya Winklevoss bersaudara menerima 65 Juta Dollar untuk penyelesaian dan perjanjian menjaga kerahasiaan, dan Eduardo Saverin menerima jumlah yang tidak diketahui untuk penyelesaian dan namaya dikembalikan lagi di kepemimpinan Facebook sebagai Co-Founder.

       Kesimpulan dai film ini, sebagai seorang Programmer apalagi sebagai Founder dari sebuah raksasa jejaring sosial bernama Facebook tentu banyak pengorbanan yang harus dilalui. Perjalanan seorang Mark Zuckerberg yang berusaha keras demi mewujudkan impiannya tersebut tidaklah serta merta dapat terbangun dengan sendirinya tapi perlu proses panjang untuk mewujudkannya. Berkat usaha dan kerja kerasnya akhirnya sampai saat ini Facebook pun menjadi situs jejaring sosial terbesar di dunia dengan 500 juta anggota di 207 negara yang bernilai 25 miliar dollar dan Mark Zuckerberg dapat mendapat peringkat orang muda terkaya di dunia.

       Kelebihan dari film ini adalah film ini menceritkan kegigihan seorang mahasiswa dalam inovasi pemanfataan teknologi dikala itu. Film ini mampu menjadi suntikan motivasi bagi yang menontonya, dari segi komposisi warna dan pengambilan gambar Film ini cukup baik.

       Kekurangan dari film ini adalah dialog antar tokoh terlalu cepat sehingga penonton diharuskan dapat menelaah kata perkata yang dimaksudnya karena Bahasa yang digunakan kurang komunikatif. Selain itu permasalah yang ditampilak dan setting terkesan diam ditempat (monotone) sehingga dari awal sampai akhir tidak ada kesan yang wah. Akhir yang terkesan “menggantung” juga menjadi kekurangan dari film ini.